Tim gabungan Densus 88 Anti-Teror Polri bersama Polda Metro Jaya Rabu sore mengamankan seseorang berinisial L-O yang diduga sebagai pelaku pengeboman Mall Alam Sutera, Rabu (28/10).
Kepala Densus 88 Komisaris Besar Martinus Hukom menjelaskan tersangka adalah seorang pakar yang bekerja di bidang teknologi (TI) dan berkantor tidak jauh dari Mall Alam Sutera.
Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resort Tangerang Banten Komisaris Besar Polisi Sutarmo kepada VOA Rabu (28/10) menjelaskan ledakan bom ini terjadi di dalam toilet kantin karyawan lantai dasar Mall Alam Sutera.
"Betul, pada hari ini sekitar jam 11.55 terjadi ledakan yang diduga sebagai ledakan bom. Tempat kejadiannya ada di toilet pria kantin Mall Alam Sutera. Lantai dasar," jelasnya.
Sutarmo menambahkan akibat ledakan ini, seorang korban terluka atas nama Fian, karyawan Kantin Borneo. Fian menderita luka bakar dan terkena serpihan benda di kaki sebelah kiri.
"Tidak ada korban jiwa. Hanya ada korban luka ringan pada kaki kiri akibat dari ledakan. Sekarang dalam perawatan dan dalam proses pemeriksaan," imbuh Sutarmo.
Kepolisian lanjut Sutarmo, belum bisa memberikan penjelasan lebih lengkap seputar benda yang meledak itu, termasuk pelaku dan motif dari peledakan benda yang diduga bom itu.
Pada 9 Juli 2015 lalu, Mall Alam Sutera juga sempat dibom, tepatnya di toilet lantai dasar. Tidak ada korban jiwa dari kejadian pada waktu itu, tetapi bagian dalam toilet tersebut rusak parah. "Ya. Polanya sama. Pada waktu itu diletakkan di toilet pria. Yang sekarang ini juga demikian," kata Sutarmo.
Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin dalam wawancara dengan VOA mengatakan, daya ledak dari bom ini sama dengan yang meledak pada bulan Juli lalu.
"Kalo kita lihat ledakan bom pada bulan Juli dengan yang sekarang kita perhatikan volumenya atau blastingnya hampir sama. Yang kedua, tempatnya ga jauh. Bahkan modusnya juga sama. Pelakunya sama. Dia ingin mengindari kamera perekam, karena di toilet kan ga ada," kata TB Hasanuddin.
Hasanuddin meyakini ada sebuah pergeseran sasaran teror yang dilakukan oleh gerakan terorisme di Indonesia.
"Ternyata yang menjadi target itu kalau dulu pos-pos keamanan. Kantor polisi bahkan anggota polisinya sendiri. Nah sekarang tempat-tempat keramaian seperti di Mall. Saya berharap pemeriksaan di Mall harus dihidupkan kembali," jelasnya. [aw/eis]